Jakarta, 4 August 2025 — Anak-anak hari ini tumbuh bersama gawai, internet, dan media sosial. Mereka belajar, bermain, dan berkomunikasi melalui dunia digital bahkan sebelum bisa membaca dengan lancar. Namun, satu hal yang sering tertinggal adalah pemahaman tentang bagaimana bersikap di ruang digital. Karena itulah, pendidikan etika digital menjadi hal yang sangat penting untuk mulai di ajarkan sejak sekolah dasar.
Jika anak SD sudah terbiasa menonton YouTube, bermain game online, atau bahkan membuat konten sendiri, bukankah sudah saatnya mereka juga memahami apa yang pantas dan tidak pantas di lakukan secara digital?
Mengapa Etika Digital Perlu Diajarkan Sejak Dini?

Etika digital tidak hanya soal sopan santun di media sosial. Ini mencakup pemahaman tentang privasi, keamanan data, menghargai karya orang lain, dan tidak menyebar hoaks atau ujaran kebencian. Ketika anak-anak tidak di bekali dengan etika ini sejak dini, mereka rentan menjadi pelaku atau korban di dunia digital.
Di usia SD, anak-anak masih sangat mudah di bentuk. Mereka belajar dari contoh dan arahan. Menanamkan nilai-nilai digital yang benar sejak dini akan membentuk karakter digital mereka ke depannya. Sama seperti kita mengajarkan etika di dunia nyata—seperti mengantri atau berkata sopan—kita juga perlu membekali mereka untuk bersikap di dunia maya.
Peran Sekolah dan Orang Tua dalam Pendidikan Etika Digital

Tidak bisa hanya sekolah atau hanya orang tua. Keduanya harus bersinergi. Sekolah bisa mulai menyisipkan topik etika digital dalam pelajaran TIK atau saat sesi literasi digital. Misalnya, mengajarkan anak cara membuat kata sandi yang aman atau bagaimana bersikap saat mendapat pesan dari orang asing di internet.
Sementara itu, orang tua bisa menjadi contoh langsung di rumah. Saat orang tua aktif bermedia sosial, penting untuk menunjukkan sikap positif, seperti tidak membagikan informasi pribadi sembarangan atau memberi komentar yang membangun.
Bagaimana Cara Mengajarkannya Tanpa Terlalu Kaku?
Pendidikan etika digital tidak harus di ajarkan seperti pelajaran matematika. Anak-anak bisa belajar melalui cerita, permainan peran, atau diskusi ringan. Misalnya, guru bisa memutar video animasi tentang cyberbullying lalu mengajak siswa berdiskusi. Orang tua juga bisa menggunakan momen saat anak main game online untuk menjelaskan pentingnya tidak mengejek pemain lain.
Penting juga untuk tidak menghakimi saat anak melakukan kesalahan digital. Gunakan momen itu sebagai kesempatan belajar bersama.
Mari Mulai dari Sekarang: Bekal Kecil untuk Masa Depan Besar
Sudah saatnya kita tidak hanya fokus pada kecakapan teknologi, tapi juga membangun karakter anak dalam menggunakan teknologi. Etika digital adalah bekal yang akan mereka bawa seumur hidup. Dengan mengajarkannya sejak dini, kita menyiapkan generasi yang bukan hanya melek digital, tapi juga bertanggung jawab dan berempati.
Jika Anda adalah guru, orang tua, atau siapa pun yang peduli pada masa depan anak-anak, mari ambil langkah nyata. Mulai dari hal kecil, seperti percakapan ringan tentang apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan di internet. Karena perubahan besar selalu di mulai dari langkah pertama.
Tinggalkan Balasan