Jakarta, 3 August 2025 — Teknologi terus bergerak maju, dan salah satu inovasi yang paling mencolok dalam beberapa tahun terakhir adalah deepfake. Teknologi ini memungkinkan seseorang membuat konten audio atau video yang sangat meyakinkan, bahkan seolah-olah seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Di tangan yang tepat, teknologi ini bisa menjadi alat yang bermanfaat. Namun, di tangan yang salah, deepfake dalam kejahatan menjadi alat manipulasi digital yang mengkhawatirkan.
Banyak orang masih menganggap deepfake sebatas lelucon internet atau bahan hiburan. Padahal, kenyataannya jauh lebih serius. Saat ini, teknologi deepfake telah dimanfaatkan oleh peretas (hacker) untuk menyusup ke sistem keamanan, menyebarkan informasi palsu, hingga menipu korban untuk mengakses data penting atau uang mereka.
Bagaimana Deepfake Digunakan dalam Kejahatan Digital

Dalam konteks kejahatan siber, deepfake telah membuka celah baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Misalnya, pelaku bisa menciptakan video atasan perusahaan yang memerintahkan bawahannya mentransfer dana ke rekening tertentu. Karena visual dan suara dalam video terlihat sangat meyakinkan, korban cenderung langsung menuruti perintah tanpa berpikir dua kali.
Kasus seperti ini sudah terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan, ada insiden ketika seorang CEO perusahaan besar tertipu oleh suara palsu yang mirip atasannya dan mengirimkan uang dalam jumlah besar ke pelaku. Inilah bukti bahwa deepfake dalam kejahatan bukan sekadar teori konspirasi, melainkan ancaman nyata yang sudah di depan mata.
Mengapa Kita Harus Peduli?

Meningkatnya akses terhadap perangkat lunak deepfake membuat siapa saja—bahkan tanpa keahlian teknis tinggi—bisa membuat video palsu dengan mudah. Artinya, ancaman bukan hanya datang dari hacker profesional, tapi juga dari orang awam yang ingin mencoba-coba. Situasi ini membuat keamanan digital menjadi semakin kompleks.
Kita juga tak boleh lupa, deepfake bisa digunakan untuk merusak reputasi seseorang, menyebarkan hoaks politik, bahkan menyulut konflik sosial. Jika tidak ada langkah pencegahan dan edukasi, maka kepercayaan publik terhadap informasi digital bisa runtuh.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Penting bagi semua pengguna internet, baik individu maupun institusi, untuk meningkatkan literasi digital. Memahami bagaimana konten deepfake bekerja, mengenali ciri-cirinya, serta berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi adalah langkah awal yang sangat penting.
Selain itu, perusahaan teknologi dan lembaga keamanan dunia juga tengah mengembangkan alat pendeteksi deepfake. Namun, seperti perlombaan antara tameng dan pedang, pelaku kejahatan digital pun tak tinggal diam dan terus mengembangkan teknik yang lebih canggih.
Jangan Diam, Saatnya Bertindak
Mengabaikan ancaman deepfake sama saja dengan membiarkan celah terbuka bagi pelaku kejahatan digital. Kini saatnya kita bersikap lebih kritis terhadap konten digital yang kita lihat dan dengar setiap hari.
Sebagai pengguna internet yang aktif, kamu bisa mulai dengan meningkatkan kesadaran di lingkungan sekitar. Edukasi orang terdekat, bagikan informasi yang benar, dan hindari menyebarkan konten yang belum terbukti keasliannya. Bersama, kita bisa menciptakan ruang digital yang lebih aman dan terpercaya.
Tinggalkan Balasan